Rabu, 12 Oktober 2011

Vitamin C



Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin c termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh karena itu penggunaaan vitamin C sebagai antioksidan semakin sering dijumpai.
Vitamin C berhasil di isolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun 1932 ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan. Albert Szent-Györgyi menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan ini. Selama ini vitamin C atau asam askorbat lebih terkenal perannya dalam menjaga dan memperkuat imunitas terhadap infeksi. Siapa sangka vitamin C ternyata juga berperan penting dalam fungsi otak, karena otak banyak mengandung vitamin C. Vitamin C perlu untuk menjaga struktur kolagen, sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan luka, patah tulang, memar, perdarahan kecil dan luka ringan.
Vitamin C juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan ia mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, ia dapat meningkatkan pembuangan faeses atau kotoran.Bila berlebihan, vitamin ini dapat mengakibatkan diare. Untuk pencegahan kurangi konsumsinya, atau ganti dengan natrium askorba.
Vitamin C merupakan vitamin yang diperlukan untuk proses tumbuh kembang normal. Tubuh manusia tidak memiliki kemampuan untuk menyintesis vitamin C, karena itu diperlukan asupan dari luar untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Vitamin C dibutuhkan untuk berbagai proses biokimia dalam tubuh, antara lain, membentuk dan menjaga integritas kolagen yang merupakan pembentuk struktur jaringan tubuh (kulit, tulang, gigi, pembuluh darah, tulang rawan, dan otot). Selain itu, vitamin C memiliki fungsi antioksidan, yaitu melindungi sel dari kerusakan oleh radikal bebas. Vitamin C juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh, yaitu dengan menstimulasi produksi sel darah putih serta mendorong produksi antibodi dan interferon yang memberikan perlindungan terhadap virus dan sel kanker.
Selain itu, vitamin C juga berkontribusi terhadap pertahanan tubuh dengan fungsinya sebagai pembentuk kolagen yang merupakan penyusun kulit pada permukaan tubuh. Kulit ini berperan sebagai pertahanan pertama terhadap invasi benda asing. Vitamin C juga memiliki peran penting pada berbagai fungsi biokimia lainnya, yaitu pembentukan asam amino karnitin dan katekolamin, serta membantu tubuh untuk menyerap zat besi dan memecah histamin yang merupakan komponen radang pada reaksi alergi.

Vitamin C sejak lama dipercaya dapat mencegah penyakit scurvy. Dalam hal ini, kekurangan vitamin C akan menyebabkan penyakit scurvy. Akan tetapi, kekurangan vitamin C tidak secara langsung menyebabkan penyakit periodontal. Hanya saja konsumsi vitamin C yang cukup dapat mengurangi risiko terkena dan membantu penyembuhan penyakit ini.
Kurangnya konsumsi vitamin C berhubungan dengan gangguan pembentukan kolagen, padahal kolagen penting untuk memelihara integritas elemen penempelan gigi dan gusi. Selain itu, kolagen juga berperan sebagai pertahanan terhadap toksin bakteri dalam plak gigi sehingga tidak masuk ke pembuluh darah dalam gusi.
Suatu studi in vitro mengungkapkan bahwa kalsium askorbat yang mengandung metabolit vitamin C meningkatkan produksi protein kolagen hingga 85 persen dan turut meningkatkan mineralisasi jaringan.
Penelitian oleh Pussinen PJ dkk (2003) menemukan adanya pengaruh kadar vitamin C dalam darah terhadap tingginya kadar antibodi terhadap bakteri penyebab tersering periodontitis, yaitu Actinobacillus actinomycetemcomitans dan Porphyromonas gingivalis. Hal ini menunjukkan bahwa vitamin C penting dalam memacu sistem kekebalan tubuh untuk melawan bakteri, yaitu dengan membentuk antibodi.
Selain membentuk antibodi, vitamin C juga dapat merangsang pembentukan sel darah putih dan memiliki sifat kemotaktik, yaitu memanggil sel-sel darah putih ke daerah radang untuk melawan kuman yang masuk. Vitamin C juga akan menimbulkan lingkungan yang tidak menguntungkan untuk pertumbuhan P gingivalis. Dengan demikian, jika kadar vitamin C rendah maka kolonisasi P gingivalis akan meningkat sehingga penyembuhan jaringan periodontal terhambat.
Pada studi lainnya pada komunitas lanjut usia di Jepang tahun 2005 didapatkan hasil konsentrasi vitamin C serum berhubungan terbalik dengan hilangnya perlekatan gigi dengan gusi. Didapatkan kejadian kehilangan perlekatan ini lebih besar empat persen pada subyek dengan kadar vitamin C serum yang lebih rendah. Hal ini menunjukkan kadar vitamin C serum memiliki hubungan dengan kejadian periodontitis pada populasi usia lanjut.
Pada sebuah studi lainnya di Jerman tahun 2005, kadar vitamin C darah pada penderita periodontitis kronik lebih rendah dibandingkan individu yang sehat. Kadar yang paling rendah ditemukan pada penderita yang juga merokok. Studi ini juga mengungkapkan terjadinya peningkatan kadar serum vitamin C dan perbaikan gejala pada penderita periodontitis kronik setelah mengonsumsi grapefruit yang mengandung vitamin C kadar tinggi selama dua minggu.
Hubungan vitamin C dengan kelainan periodontal juga ditemukan pada survei besar pada tahun 2000 yang melibatkan 12.419 subyek. Didapatkan hubungan antara rendahnya konsumsi vitamin C dengan peningkatan risiko terjadinya penyakit periodontal.
Orang yang mengonsumsi 100-179 mg vitamin C per hari memiliki risiko yang lebih rendah untuk terkena penyakit periodontal daripada orang yang mengonsumsi hanya 0-29 mg vitamin C per hari. Namun, tidak terdapat penurunan risiko lebih lanjut jika dosis vitamin C yang dikonsumsi lebih dari 180 mg per hari.
Dari berbagai penelitian di atas disimpulkan bahwa kurangnya konsumsi vitamin C dapat meningkatkan risiko penyakit periodontal, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan tanggalnya gigi. Karena itu, penting bagi kita untuk mengonsumsi vitamin C dalam kadar yang cukup.

Dibanding jenis vitamin lain, vitamin C hingga sekarang mungkin merupakan jenis vitamin yang paling populer di masyarakat awam. Meski sama pentingnya dengan yang lain, memang banyak orang yang menganggap khasiat vitamin C jauh melebihi kebutuhan vitamin lain, dan hal ini seringkali dikaitkan dengan peningkatan daya tahan tubuh.
Malah, serangkaian penelitian yang dilakukan para ahli menemukan fungsi lain yang jauh lebih menjanjikan sebagai suatu antioksidan yang mampu mencegah penyakit-penyakit lain yang lebih serius termasuk kanker dan berbagai penyakit degeneratif lainnya.
Hal ini yang mungkin mendasari pengetahuan umum masyarakat tentang perlunya mengkonsumsi vitamin C, dan tak bisa dipungkiri juga, promosi-promosi dari pihak produsen. Dan terkait dengan tingginya kesadaran self medication dengan kemudahan pengaksesan informasi di masa sekarang, salah satu kegunaan vitamin C, dalam dosis yang dianggap dosis tinggi (1000 mg/hari) secara praktis yang sering muncul adalah untuk mencegah flu dalam kemampuannya meningkatkan daya tahan tubuh.

Vitamin, apapun jenisnya, memang merupakan kebutuhan zat gizi yang harus terpenuhi, bukan hanya sekedar dari suplemen namun juga dari bahan-bahan alami, namun perlu juga mempertimbangkan beberapa riset berlawanan untuk mengetahui pasti apa saja kekurangan dan kelebihan zat-zat gizi yang kita pilih untuk menjadi konsumsi sehari-hari, agar tak terjebak dalam mitos-mitos yang menyesatkan.Vitamin C Dosis Tinggi dan Pencegahan Flu
Jenis vitamin yang larut dalam air yang memiliki fungsi utama dalam pertumbuhan jaringan termasuk yang sekarang berkembang sangat populer, untuk kesehatan kulit, dan juga sebagai antioksidan dalam melawan radikal bebas yang terbentuk dari metabolisme tubuh dan faktor luar sehari-hari ini mulai berkembang semakin populer oleh publikasi dari seorang ahli peraih Nobel, Linus Pauling, di awal tahun 70an.
Dalam penemuan risetnya, Pauling menganjurkan untuk mengkonsumsi vitamin C 1000 mg/hari dalam fungsi-nya dalam mencegah flu, yang padanannya, meski tak sepenuhnya tepat, disebutnya sebagai common cold. Para ahli kemudian menggolongkan dosis ini sebagai dosis tinggi karena dibandingkan dengan segelas jus jeruk peras yang menghasilkan 60 mg vitamin C.
Ia juga menyebutkan selain persentase 45% kegunaannya dalam mencegah selesma dan flu tersebut, vitamin C dapat mencegah serta memperpanjang hidup penderita-penderita kanker.

Pertimbangan lain yang disebutkan Pauling tentang kebutuhan ini adalah karena tubuh sama sekali tidak menghasilkan vitamin C sendiri dan tidak juga menyimpannya, karena itu konsumsinya sangat dibutuhkan dalam diet sehari-hari.

2. Sumber vitamin C
Vitamin C banyak ditemukan pada buah-buahan seperti jeruk, anggur, jambu klutuk atau jambu batu, nanas lemon, pepaya, dan stroberi. Sayuran yang juga mengandung vitamin C antara lain tomat, brokoli, paprika hijau dan merah, selada, dan sayuran hijau, lainnya.

3. Manfaat Vitamin C bagi tubuh
Vitamin c sering disebut sebagai rajanya vitamin, Itu karena vitamin C memang memiliki banyak manfaat. Selain bersifat antioksidan yang mampu melawan radikal bebas, vitamin C juga berperan dalam meningkatkan sistem imun. Belakangan ini vitamin c juga menjadi sebuah konsumsi untuk kebutuhan penampilan.
Vitamin c sangat dibutuhkan, terutama di kota besar. Belum lagi radikal bebas berupa polusi dari asap kendaraan bermotor dan rokok, serta lainnya, makin bertebaran. Semua itu membuat tubuh rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan. Daya tahan gampang menurun dan serangan radikal bebas membuat sel-sel tubuh mudah rusak dan tak mampu berfungsi dengan baik. Salah satu akibat dari proses kerusakan secara cepat itu adalah penuaan kulit lebih dini.
Dosis konsumsi vitamin C yang ideal adalah 75 miligram per hari. Perempuan hamil dan ibu menyusui sudah tentu harus mengonsumsi vitamin C lebih besar dari jumlah tadi. Ada juga yang berpendapat cukup mengonsumsi 200 miligram sehari. Bagi orang yang hidup dengan stres atau mereka yang tinggal di kota besar yang penuh polusi, seperti Jakarta, dosis 500 miligram adalah dosis yang cukup baik.
Tidak semua orang sadar dan mau mengonsumsi makanan sehat seimbang. Padahal, kebiasaan itu secara tidak langsung menjamin pasokan zat gizi, mineral, dan vitamin dalam tubuh secara memadai. Vitamin c banyak dapat kita temui dikehidupan kita sehari hari, seperti sayuran dan buah buahan banyak mengandung vit c.Kondisi itu kemudian memunculkan berbagai pilihan. Bagi mereka yang kurang mendapat asupan vitamin melalui makanan alami, muncul berbagai produk suplemen sebagai jawabannya. Tetapi juga banyak orang memiliki kesulitan mengkonsumsi suplemen vit c dengan cara oral (diminum), seperti penderita penyakit lambung. Maka muncul alternative lain untuk dapat mengkonsumsi suplemen vit c. Salah satu pilihan itu tersaji dalam bentuk injeksi atau suntikan vitamin.
Orang kian tertarik untuk mencoba suntik vitamin C karena sifat antioksidan dari vitamin ini. Sudah dikenal luas bahwa antioksidan adalah senjata ampuh untuk menumpas radikal bebas, keganasan radikal bebas ini dapat dipengaruhi oleh faktor usia (tua), penyakit, pola makan buruk, polusi udara, sinar ultraviolet. Salah satu masalah yang muncul akibat ulah radikal bebas adalah terjadinya kerusakan kulit. Selain tampak kusam dan berkerut, kulit juga jadi cepat tua dan muncul flek-flek hitam. “Suntik vitamin C, selain dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan mempercepat proses penyembuhan, juga akan membuat kulit tampak lebih cantik dan awet muda,”
Kecukupan vitamin C akan membantu pembentukan kolagen atau senyawa berisi asam amino mirip lem pengikat sel. Zat perekat ini menjadi bagian susunan utama jaringan penghubung seperti kulit, tulang, dan ikatan sendi tulang. Kolagen menjaga kekenyalan dan kelenturan kulit dengan bantuan vitamin C. Juga untuk mendukung berlangsungnya proses yang memungkinkan molekul mencapai bentuk terbaiknya (hydroxylation). Tugas vitamin C pula untuk menjaga kolagen dari risiko cepat rusak dan lemah. Jadi, ketika vitamin C diberikan secara memadai pada sel kulit, ada kesempatan baik untuk mengurangi kerutan dan meningkatkan kehalusan permukaan kulit. Inilah yang dimaksudkan sebagai peremajaan kulit karena kulit memang tampak lebih muda dan cerah.
Vitamin C ternyata tidak hanya penting untuk menjaga stamina tubuh. Penelitian terbaru membuktikan para pria dengan tingkat asupan vitamin C lebih tinggi memiliki risiko lebih rendah terserang penyakit asam urat atau gout dibanding yang kurang mengkonsumsi vitamin ini. Gout adalah salah satu bentuk penyakit artritis yang terjadi dari asam urat yang mengumpul dan menyebabkan radang sendi.
Vitamin C perlu untuk menjaga struktur kolagen, sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan luka, patah tulang, memar, perdarahan kecil dan luka ringan.
Vitamin C juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan ia mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, ia dapat meningkatkan pembuangan faeses atau kotoran. Tak heran bila berlebihan, vitamin ini dapat mengakibatkan diare. Untuk pencegahan kurangi konsumsinya, atau ganti dengan natriumaskorbat.
Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%.
Kebutuhan vitamin C memang berbeda-beda bagi tiap orang, tergantung kebiasaan masing-masing. Pada remaja, kebiasaan yang berpengaruh di antaranya: merokok, minum kopi, atau minuman beralkohol, konsumsi obat tertentu seperti obat antikejang, antibiotik tetrasiklin, antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi oral. Kebiasaan merokok menghilangkan 25% vitamin C dalam darah. Selain nikotin senyawa lain yang berdampak sama buruknya adalah kafein. Maka, sebisa mungkin hindari minum kopi, teh, dan cola. Selain itu stres, demam, infeksi, dan giat berolahraga juga meningkatkan kebutuhan akan vitamin C.
Untuk memenuhi kebutuhan vitamin C kita bisa meningkatkan konsumsi beraneka buah dan sayur seperti jeruk, tomat, arbei, stroberi, sayur mayur, asparagus, kol, susu, mentega, kentang, ikan, atau hati. Kalau suka jambu biji, akan lebih baik lagi, karena buah ini tinggi kandungan vitamin C-nya
Vitamin C merupakan senyawa penting yang diperlukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Imunitas atau daya tahan tubuh kita dapat menurun saat kita banyak beraktifitas tanpa disertai pola makan yang sehat dan teratur. Daya tahan tubuh yang terganggu juga diakibatkan oleh serangan radikal bebas berupa polusi udara dari asap kendaraan bermotor dan asap rokok. Radikal bebas akan membuat sel-sel tubuh kita mudah rusak dan tidak mampu berfungsi dengan baik.
Vitamin C sebagai antioksidan selain dapat memperbaiki sel tubuh dan jaringan kulit yang rusak akibat radikal bebas. Dalam merawat kecantikan, vitamin C memiliki peran penting dalam melancarkan peredaran darah sehingga kulit terlihat lebih segar. Vitamin ini juga akan merangsang pembentukan kolagen kulit dan menjaganya dari kerusakan. Vitamin C memiliki sifat sebagai water holder (menyimpan air) sehingga mampu menjaga kelembaban kulit dan mencegahnya dari kekeringan. Mengonsumsi vitamin C dalam jumlah tepat secara teratur, dapat menghambat proses penuaan dini, menghaluskan kulit, sekaligus menghambat kinerja enzim tirosinase; yaitu enzim yang bertugas membantu pembentukan pigmen di kulit. Jika proses pigmentasi terhambat, kulit pun terlihat lebih bersih dan cerah.
Beberapa peranan vitamin C bagi tubuh adalah sebagai berikut:
- Vitamin C memiliki peranan penting dalam kesehatan jantung dan seluruh system pembuluh darahnya,
- memiliki peranan penting dalam mencegah dan melawan kanker,
- mempercepat penyembuhan luka,
- membantu pencegahan patah tulang,
- memiliki peranan penting dalam mempertahankan kesehatan sistem kekebalan tubuh,
- membantu mengatasi infertilitas pria,
- melawan gejala asma,
- melindungi tubuh dari asap rokok dan berbagai polutan,
- membantu mencegah diabetes, dalam pengertian menstabilkan gula dan metabolisme energi.
-vitamin c juga dapat memberikan beberapa keuntunganbagi tubuh kita pada keadaan; stress,flu dan stroke.

4. Efek dari kekurangan dan kelebihan vitamin C
-Kekurangan vitamin C
Kebutuhan akan Vitamin C meningkat secara berarti dan merupakan resiko terjadinya kekurangan pada berbagai keadaan berikut:
- Kehamilan
- Menyusui
- Tirotiksikosis (hiperaktivitas kelenjar tiroid)
- Berbagai jenis peradangan
- Pembedahan ,Luka bakar.

-Pada bayi yang berusia 6-12 bulan, kekurangan Vitamin C dalam susu formula atau makanan padatnya dapat menyebabkan scurvy.
Gejala awalnya berupa
-rewel,
-nyeri jika badannya bergerak,
-kehilangan nafsu makan
- tidak mengalami penambahan berat badan,
-Tulang-tulangnya tipis/kecil
- sendi-sendinya menonjol dan yang khas adalah terjadinya perdarahan dibawah jaringan pelindung tulang dan di sekitar gigi.

Pada orang dewasa, scurvy bisa terjadi apabila melakukan diet, yang hanya mengandung daging dan tepung atau teh, roti bakar dan sayuran kalengan, yang kesemuanya merupakan makanan yang khas dimakan oleh orang tua yang tidak bernafsu makan.
Setelah beberapa bulan mengkonsumsi makanan tersebut, akan terjadi perdarahan dibawah kulit, terutama di sekitar akar rambut, dibawah kuku jari tangan, di sekitar gusi dan di dalam persendian.
Penderita akan tampak depresi, lelah dan lemah.
Tekanan darah dan denyut jantung menjadi naik turun (berfluktuasi).

Pemeriksaan darah menunjukkan kadar Vitamin C yang sangat rendah.

Pada bayi dan orang dewasa, scurvy diobati dengan Vitamin C dosis tinggi selama 1 minggu, diikuti dengan dosis yang lebih rendah selama 1 bulan.



-Kelebihan Vitamin C
Vitamin C dosis tinggi (500-10.000 miligram) telah dianjurkan untuk mencegah common cold, skizofrenia, kanker, hiperkolesterolemia dan aterosklerosis.
Tetapi hal ini belum mendapatkan dukungan ilmiah yang cukup.

Dosis yang melebihi 1000 miligram/hari menyebabkan:
- diare
- batu ginjal pada orang-orang yang peka
- perubahan siklus menstruasi.

Beberapa orang yang menghentikan asupan
Vitamin C dosis tinggi secara tiba-tiba dapat kembali mengalami scurvy.

C Kesimpulan
Vitamin C adalah vitamin salah satu dari berbagai vitamin yang dibutuhkan manusia.Diantara vitamin-vitamin tersebut,vitamin c adalah vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk  untuk dikonsumsi. Vitamin C tidak terdapat dalam tubuh sehingga harus mendapatkannya dari luar tubuh kita.Untuk mendapatkan vitamin C yang dibutuhkan tubuh harus mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin.Beberapa sumber vitamin C adalah buah-buahan seperti jeruk, anggur, lemon, pepaya, dan stroberi. Sayuran yang juga mengandung vitamin C antara lain tomat, brokoli, paprika hijau dan merah, selada, dan sayuran hijau lainnya.








Daftar pustaka
Tue, 08/04/2008 - 5:41am — forum-sehat.blo...
17 September 2009
Sumber Gambar:
Risha Ayuningtyas, Rinadewi A, Rony Mario, dan Rossy Agus M Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Kompas.com, dalam :
17 September 2009







  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar